Sikap dan Budaya Menghambat Penerapan E-Government di Indonesia dan Philipina

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Adalah Enrique Batara, Dosen Illigan Institute of Technology, Mindanaou State University, Philipines lulus dengan predikat Cumlaude dari Program Studi Politik Islam-Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dengan menggali implementasi penerapan e-government di Indonesia dan Philipina. Dia melakukan riset  yang berjudul “Are government employees adopting local e-government transformation? The need for having the right attitude, facilitating conditions and performance expectations in Davaou City, Philipines and Surabaya City, Indonesia di bawah bimbingan Prof. Dr. Achmad Nurmandi. Hasil penelitian tersebut harus dipublikasi di jurnal internasional bereputasi internasional. Promotor berhasil mempublikasikannya di jurnal terindeks Scopus Q-1 (Rank-1) Transforming Government: People, Process and Policy Vol. 11 Issue: 4, pp.612-638. Penelitian ini merupakan salah satu focus Prodi Ilmu Politik yaitu pada Big Data yang merupakan kajian baru dalam ilmu politik, termasuk kajian politik Islam.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aspek budaya dan sumberdaya aparatur sipil negara di kedua negara harus menjadi fokus kebijakan untuk mempercepat implementasi E-Government di Kota Surabaya Indonesia dan Davaou Philipina. Walaupun Surabaya dikenal sebagai kota yang menempati urutan pertama sebagai kota cerdas, namun dari hasil penelitian sikap dan budaya ASN belum compatible dengan E Government.  Dalam kasus Indonesia dengan absennya regulasi yang kuat dalam bentuk undang undang maka implementasi E Government kurang memiliki landasan hukum yang kuat dan menyebabkan variasi penerapan di berbagai daerah di Indonesia.

Facebook
Twitter
WhatsApp

Beasiswa BPI 2023 & LPDP-Kemenag RI masih dibuka!!!