Milenial Peduli Gejayan Memanggil dan Demo Pengusung Khilafah

Fenomena Gerakan Gejayan Memanggil yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi perhatian penting dan sempat trending topik khususnya di media sosial. Gerakan yang mengusung beragam isu ini diikuti berbagai aliansi dan kelompok masayarakat yang beragam. Menjadi menarik kemudian ketika ada isu-isu penumpang gelap yang terlibat didalamnya. Gerakan yang banyak di ikuti oleh kalangan muda ini rawan akan disusupi oleh kelompok-kelompok tertentu yang memiliki kepentingan di dalamnya, seperti misalnya isu-isu pengusung khilafah. Merespon hal tersebut, Program Studi Doktor Politik Islam-Ilmu Politik menggelar Webinar “Milenial Peduli Gejayan Memanggil dan Demo Pengusung Khilafah”, Sabtu, (2/5) di Gedung Pascasarjana UMY melalui media Zoom Meeting.
Webinar dibuka langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Internasionalisasi, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, M.Sc., dan hadir narasumber antara lain, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, S.U., Dr. Hamim Ilyas, M.A., Dr. Zaenal Arifin Muchtar, S.H., LL.M., M. Najib Azca, Ph.D., Dra. Sri Roviana, M.A., Dr, Achmad Munjid, Eko Prasetyo, S.H., Dr. Sugeng Bayu Wahyono, M.Si., dan David Efendi, S.IP., M.A.
Prof. Abdul Munir Mukhan menyoroti peran anak muda yang berperan aktif dalam gerakan tersebut. Anak muda milenial yang biasanya cenderung menikmati Gawai atau Smartphone, plesiran justru berubah dan tertarik terhadap permasalahan dan isu yang diusung dalam gejayan memanggil.
Sementara itu, David Effendi melihat media sosial memiliki peranan penting dalam memviralkan gerakan ini. Kaum muda sebagai bagian dari digital native merupakan generasi yang tumbuh dengan menggunakan telepon seluler (ponsel) dan internet sering berinteraksi informasi di media sosial.
Senada dengan David, Dr. Achmad Munjid mengapresiasi apa yang dilakukan oleh gerakan muda saat ini bahwa mereka juga memiliki orientasi dengan cara yang berbeda, walaupun sebagian orang terasa meremehkan seperti halnya anak-anak yang tidak tau apa-apa hanya datang ikut kedalam gerakan tersebut tanpa mengetahui apa-apa.
Sementara itu Najib Azca melihat Gerakan Gejayan Memanggil memang merangkum isu yang beragam yang mana isu terpenting yang diangkat pada saat itu adalah isu terkait dengan KPK. Salah satu contoh keberagaman isu yang terjadi pada Gerakan Gejayan Memanggil adalah isu terkait dengan KUHP, pembakaran hutan, dan isu perguruan yang kemudian muncul secara sepotong-potong. Sehingga, dapat dikatakan bahwa dalam Gerakan Gejayan Memanggil banyak yang kemudian membawa bagasi isu masing-masing. Hal ini kemudian menyebabkan rapuhnya gerakan tersebut atau bisa dikatakan bahwa umurnya cenderung pendek.
Dr. Zainal Arifin Muchtar menekankan pada dasarnya gerakan Gejayan ini merupakan bentuk dari mampetnya kedaulatan dan ruang partisipasi publik di wilayah Legislasi. Hal itu kemudian diperparah dengan negara yang membiarkan itu, disisi lain kemudian para politisi yang tidak mempertontonkan hal yang membuat orang menjadi mudah untuk mendapatkan nilai-nilai yang diharapkan dari prinsip negara demokrasi atau pun prinsip negara yang tidak berdasarkan agama atau tidak berdasarkan sekuler akan tetapi memperjuangkan nilai-nilai keagamaan dari konsep partisipasi.

Facebook
Twitter
WhatsApp

Beasiswa BPI 2023 & LPDP-Kemenag RI masih dibuka!!!