Mahasiswa Pascasarjana Univerisitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Program Studi Ilmu Politik-Politik Islam (Prodi IP-PI), Tri Mulyadi menyusun disertasi yang berjudul “Konflik Pengalihan Tanah Hak Ulayat di Kabupaten Jayapura, Papua”. Ia mengatakan bahwa konflik pengalihan tanah Hak Ulayat menimbulkan perbedaan pesepsi politik di kalangan masyarakat hukum adat. Sehingga menimbulkan terjadinya berbagai permasalahan budaya adat, kesenjangan ekonomi, Suku Agama Ras dan Antar Golongan (SARA).
“Pembebasan lahan oleh pemerintah dengan cara paksaan menggunakan pen
https://s3pi.umy.ac.id/wp-content/uploads/2022/05/a-male-worker-puts-laminate-flooring-on-the-floor-9H6X32G.jpgtan
militer dan intimidasi sebagai pemicu konflik Tanah Hak Ulayat pada masyarakat hukum adat yang merasa kehilangan hak atas tanah. Mereka terus melakukan perlawanan dengan cara melakukan pemalangan menuntut ganti rugi kepada pemerintah,” ujarnya saat melakukan ujian desertasi terbuka, Kamis (12/12) di Gedung Pascasarjana UMY.
Setelah melakukan riset, Tri Mulyadi menemukan solusi konflik dengan menggerakkan generasi muda untuk mempertahankan kedudukan Tanah Ulayat sebagai tanah komunal masyarakat hukum adat. Lalu mendukung pemerintah dalam penyelesaian konflik melalui peradilan adat. Melalukan sosialisasi hukum secara terus menerus dengan bekerja sama oleh pihak lain seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Lembaga Hukum Pemerintah dan lainnya.
“Transformasi generasi muda dari provokator menjadi fasilitator. Generasi muda selaku aktor dan profokator dalam pengalihan Tanah Hak Ulayat dialihfungsikan menjadi fasilitator penyelesaian masalah. Meskipun lembaga musyawarah adat kelihatan ketinggalan zaman, akan tetapi hukum hidup dengan masyarakat, hukum ditaati, dijunjung tinggi dalam tataran kehidupan masyarakat adat. Hukum masyarakat adat bersifat fleksibel mengikuti perkembangan masyarakat adat,” imbuhnya.
Mulyadi juga mengatakan bahwa perusahaan swasta atau lembaga pemerintah kerap tidak memberikan kompensasi yang adil dalam pembebasan lahan. Maka dari itu, negosiasi dan pen
https://s3pi.umy.ac.id/wp-content/uploads/2022/05/a-male-worker-puts-laminate-flooring-on-the-floor-9H6X32G.jpgtan
secara persuasif. Meningkatkan kualitas manusia juga menjadi salah satu aset yang berharga dalam mempertahankan tanah peninggalan leluhur.
Dengan ini Tri Mulyadi menjadi doktor ke 25 Prodi PI-IP dan ke 104 dari UMY. Ia menempuh pendidikan selama 2 tahun 10 bulan. (ak)